BERSATU MEMBEBASKAN MASJIDIL AQSA
(Dr. Drs. H. Moh. Faishol Hasanuddin, S.H., M.H.)
Hakim Tinggi PTA Samarinda
Berpegang teguhlah kalian dengan tali agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah. Demikian bunyi firman Allah dalam Al-Quran surah Ali Imron ayat 103.
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.”
Bak pepatah mengatakan bersatu kita teguh, maka bercerai berai pasti kita akan runtuh. Itulah pepatah yang tepat untuk dinisbatkan kepada ayat Allah itu. Dan itu sangat erat relevansinya dengan kondisi Masjidil Aqsa saat ini. Masjidil Aqsa telah dikuasai oleh kaum Penjajah Zionis Israel selama berpuluh tahun. Bagi umat Islam, Masjidil Aqsa adalah tempat suci ketiga, setelah Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah, dan Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah. Masjidil Aqsa adalah kiblat shalat yang pertama bagi umat Islam, sebelum Masjidil Haram di Makkah. Masjidil Aqsa adalah tempat berpijak Nabi Muhammad saw ketika hendak Mi’raj ke Sidratil Muntaha sebagaimana diceritakan dalam Surah An-Najm, dalam peristiwa besar bersejarah, Isra’ wal Mi’raj.
Selama hampir delapan dekade itu pula kiblat pertama umat Islam itu direkayasa untuk dihancurkan dan diganti menjadi tempat suci umat Yahudi Temple of Mount. Umat Yahudi percaya bahwa 3000 tahun yang lalu Raja Solomon (Sulaiman) membangun kuil pertama umat Yahudi di Yerusalem Tua (umat Islam menyebutnya Al-Quds). Kemudian bangsa Romawi menghancurkan kuil kedua di lokasi tersebut (Masjidil Aqsa sekarang) pada tahun 70 M. Setelah itu dibangunlah Masjidil Aqsa oleh Kaum Muslimin di masa Umar bin Khattab.
Epik 7 Oktober
Kelompok militan Palestina yang dimotori Hamas, Jihad Islam Palestina dan kelompok perlawanan lainnya melancarkan serangan besar-besaran melintasi batas pagar wilayah terisolir Gaza, menyerbu pemukiman Zionis Israel, Ghilaf Gaza. Operasi itu dinamai Operasi Baniir Al-Aqsa (Operation Al-Aqsa Flood, ‘Amaliyah Taufaan al-Aqsa). Para pengamat menyebut ini adalah intifadah ketiga.
Pada dekade 70-an Palestina pernah bangkit melawan Zionis dengan semangat membara, dengan bersenjatakan batu dan ketapel. Tidak satu pun negara Arab dan Islam yang peduli membantunya. Mereka hampir mengatakan bahwa mustahil untuk dapat mengalahkan Zionis Israel, karena Israel memiliki arsenal nuklir yang disimpan di gurun Negev. Dan yang berdiri di belakang Israel adalah negara adidaya, super power AS, dan sekutu Baratnya.
Kesadaran kolektif kaum Muslimin baru terbentuk setelah dideklarasikannya Hari Al-Quds sedunia pada 7 Agustus 1979, setengah tahun setelah Revolusi Islam Iran dipromalirkan oleh Ayatullah Sayyed Ruhullah Khomeini. Kaum Muslimin percaya bahwa Al-Quds milik kaum Muslimin, dan dengan solidaritas dan persatuan maka Al-Quds pasti bisa direbut dan dibebaskan dari belenggu penjajahan Zionis Israel.
Pada dekade 80-an inilah Hamas (Harakat al-Muqawamah al-Islamiyah) dilatih dan dipersenjatai oleh Brigade Al-Quds dari Republik Islam Iran, yang dikomandani oleh Jenderal “Legendaris” Qasem Soleimani. Brigade Al-Quds adalah pasukan yang dibentuk untuk operasi ekstra teritorial dari Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran. Qasem Soleimani inilah yang menjadi mentor Hamas dalam pelatihan kemiliteran, termasuk strategi pembuatan terowongan bawah tanah. Dan dalam yang waktu yang bersamaan, Qasem Soleimani juga melatih gerakan perlawanan Islam Hizbullah Lebanon, yang mempunyai ideologi muqawamah (perlawanan, resistensi), sejalan dengan garis perjuangan Hamas, yaitu membebaskan Al-Quds dari cengkeraman penjajahan Zionis Israel. Sejak saat itulah Hamas tidak lagi menggunakan batu dan ketapel. Hamas pada akhirnya berevolusi menjadi organisasi kemiliteran yang tangguh, dengan sayap militernya Brigade Al-Qassam, dan Jihad Islam dengan sayap militernya Saraya Al-Quds.
Profil Hassan Nasrallah, Dikutip dari Wikipedia
Sunni dan Syi’ah Bersatu Membebaskan Al-Quds
Banyak yang mengira bahwa Hamas adalah gerakan Syi’ah, karena pemimpinnya, Ismail Haniyeh, dan pemimpin Jihad Islam Palestina Ziyad Nakhalah tampak sering mondar mandir ke Teheran menemui Rahbar, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iram, Ayatullah Sayyed Ali Khamenei (bukan Khomeini, ia penggantinya). Pemimpin Hamas dan Jihad Islam itu juga sering bertemu dengan Sayyed Hasan Nasrallah, Sekjen Hizbullah yang bermazhab Syi’ah. Mereka sering bertemu dengan pemimpin Hizbullah Lebanon itu untuk melakukan kordinasi dalam kerangka pembebasan Al-Quds dan kemerdekaan Palestina.
Profil Ismail Haniyeh, Dikutip dari Wikipedia
Ismael Haniyeh adalah seorang Muslim bermazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Beliau memberikan keteladanan yang mencerminkan semangat persatuan, bahwa untuk membebaskan Al-Quds maka segala aksesoris pemikiran fiqih tidak boleh dijadikan penghalang untuk membina hubungan ukhuwah Islamiyah. Sejatinya, memecah belah dengan membuat sekat pengkotak-kotakan kaum Muslimin berdasarkan mazhab fiqih adalah strategi kaum penjajah Zionis Israel dan sekutu Baratnya, termasuk AS, agar kaum Muslimin senantiasa berselisih dan tidak ada kesatuan gerak dan langkah dalam kerangka pembebasan Al-Quds dan kemerdekaan Palestina.
Quo Vadis Perjuangan Pembebasan Al-Quds
Operasi Pembebasan Al-Quds yang meletus sejak 7 Oktober 2023 kemudian diikuti dengan serbuan Hizbullah ke wilayah Utara Palestina yang diduduki (Israel), wilayah al-Jalil (Galilea), wilayah pertanian Seba (wilayah Lebanon yang dicaplok Israel), dan akhirnya meluas ke sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Serbuan Hizbullah itu kemudian juga diikuti oleh Suriah, karena Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang dianeksasi oleh Israel sejak perang Israel - Suriah pada 1967.
Dalam kerangka perlawanan Islam, sesungguhnya musuh bersama itu bukan hanya Israel, tetapi juga AS selaku pendukung utama Zionis Israel. Bahkan dapat dikatakan bahwa AS adalah aktor utama hancurnnya negara-negara Islam (lihat Iraq, Afghanistan, Suriah, Libya, dan Yaman). Dalam cara pandang muqawamah Islam ini maka dibentuklah ruang komando gabungan bersama muqawamah Islam, dengan anggota: Hizbullah, Hamas, Jihad Islam Palestina, Faksi-Faksi Palestina lainnya, Ansharullah al-Hautsi Yaman, Hasyid Sya’bi Iraq, dan kelompok-kelompok perlawanan yang bermarkas di Suriah, seperti Brigade Haydariyun, Brigade Fatimiyun, dan sebagainya.
Kini seluruh elemen muqawamah itu telah bergerak secara simultan dan masing-masing berperan sesuai komando dari ruang komando gabungan bersama. Ansharullah al-Hautsi Yaman telah menyerang Israel Selatan dengan rudal balistik dan drone bersenjata, terutama dengan sasaran kota Eilat. Perlu dicatat bahwa kota Eilat adalah kota industri, kota pariwisata, dan pangkalan udara Israel yang utama. Ansharullah juga telah menyerang pangakalan militer Israel di Eritrea, Afrika Timur, di Pantai Laut Merah. Ansharullah telah merontokkan pesawat pengintai milik AS, MQ-9 Reaper. Pasukan Hasyid Sya’bi Iraq telah menyerang seluruh pangkalan AS di Iraq dan Suriah dengan rudal dan drone bersenjata, antara lain pangkalan Ain Al-Asad (pangkalan AS terbesar di Iraq), pangkalan Al-Tanaf di Suriah, pangkalan AS dan Ladang Minyak (yang dioperasikan oleh AS) Conoco di Suriah, Pangkalan AS dan Ladang Minyak (yang diopersikan oleh AS) Omar di Suriah, Pangkalan Harir di Arbil Iraq. Hasyid Sya’bi juga telah merudal instalasi militer Israel penting di pantai Laut Mati, juga Eilat. Perlawanan Islam di Suriah telah menyerang situs-situs militer Israel di Dataran Tinggi Golan. Semua dalam cakupan operasi Taufan Al-Quds yang bermuara pada kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Quds dari penjajahan Zionis Israel.
Yang paling menggembirakan dari semua berita tentang pembebasan Al-Quds adalah analisis tajam seorang negarawan dan pandangan spiritualitas yang mendalam dari Ayatullah Sayyed Ali Khamenei tentang masa depan kehancuran Zionis Israel, yaitu bahwa keberadaan Israel tidak akan lama. Ayatullah Khamenei menyebut Rezim Zionis sudah akan menghilang dalam waktu 25 tahun ke depan. Pernyataannya itu disampaikan pada tahun 2015. Artinya, umur Israel tak sampai dua dekade lagi.
“Saya ingin mengatakan (kepada Israel) bahwa mereka tidak akan melihat (akhir) dari 25 tahun mendatang,” demikian ucap Ayatullah Ali Khamenei saat berbicara di Masjid Imam Khomeini di Teheran seperti dikutip kantor Berita IRNA dan dilansir CNN, Jumat (11/9/2015).
Samarinda, 11 November 2023
Referensi:
- Al Manar TV
- Sabereen news
- Sabereen plus
- Al Mayadeen
- Wikipedia Ismail Haniyah
- "Pemimpin Tertinggi Iran: Insya Allah, Tak Akan Ada Israel 25 Tahun Lagi", selengkapnya https://news.detik.com/internasional/d-3016639/pemimpin-tertinggi-iran-insya-allah-tak-akan-ada-israel-25-tahun-lagi